Jumat, 25 Januari 2007 infotainment di TV ramai membicarakan kisah sang dewi yang nonjok orang karena (maaf) payudaranya diraba orang "iseng".
Sebenarnya, keisengan orang tersebut cukup beralasan mengingat penampilan sang dewi baik diatas panggung maupun di kehidupan sehari-hari mengundang napsu lawan jenis bahkan kalau boleh saya memberikan penilaian khusus kepadanya sebagai artis paling norak penampilannya.
Terlepas dari hak seorang artis yang mengatasnamakan seni dengan mengumbar auratnya (sang dewi memang memiliki ukuran - maaf payudara extra large), keisengan orang tersebut memang bukan merupakan tindakan yang dibenarkan dan memberikan kesan merendahkan martabat wanita atau kalau boleh dikatakan dengan istilah seorang ahli adalah sebagai bentuk pelecehan sexual. Namun, perendahan martabat sang dewi oleh sang peraba bisa dilihat dari sudut pandang kewajaran, bukankah dengan berpenampilan dan bergaya sensual sang dewi sudah merendahkan martabatnya sendiri ? jadi bukan mutlak kesalahan sang peraba (walaupun dia juga gak bener !) kalau timbul semacam keinginan untuk meraba organ vital sang dewi yang memang dengan sengaja dijadikan komoditas itu. Sang peraba hanya memberikan energi tambahan untuk kembali medorong martabat sang dewi ke titik yang lebih rendah dan murahan.
Dengan kejadian itu, semoga menggugah nurani sang dewi bahwa komoditas yang dititipkan oleh Tuhan kepada manusia dalam bentuk apapun baik yang "nggandul" di tubuhnya maupun yang berada disekitarnya untuk bisa dijaga dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Semoga saja
Sebenarnya, keisengan orang tersebut cukup beralasan mengingat penampilan sang dewi baik diatas panggung maupun di kehidupan sehari-hari mengundang napsu lawan jenis bahkan kalau boleh saya memberikan penilaian khusus kepadanya sebagai artis paling norak penampilannya.
Terlepas dari hak seorang artis yang mengatasnamakan seni dengan mengumbar auratnya (sang dewi memang memiliki ukuran - maaf payudara extra large), keisengan orang tersebut memang bukan merupakan tindakan yang dibenarkan dan memberikan kesan merendahkan martabat wanita atau kalau boleh dikatakan dengan istilah seorang ahli adalah sebagai bentuk pelecehan sexual. Namun, perendahan martabat sang dewi oleh sang peraba bisa dilihat dari sudut pandang kewajaran, bukankah dengan berpenampilan dan bergaya sensual sang dewi sudah merendahkan martabatnya sendiri ? jadi bukan mutlak kesalahan sang peraba (walaupun dia juga gak bener !) kalau timbul semacam keinginan untuk meraba organ vital sang dewi yang memang dengan sengaja dijadikan komoditas itu. Sang peraba hanya memberikan energi tambahan untuk kembali medorong martabat sang dewi ke titik yang lebih rendah dan murahan.
Dengan kejadian itu, semoga menggugah nurani sang dewi bahwa komoditas yang dititipkan oleh Tuhan kepada manusia dalam bentuk apapun baik yang "nggandul" di tubuhnya maupun yang berada disekitarnya untuk bisa dijaga dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Semoga saja
2 komentar:
dewi ...
itu aku .... :)
dilut bos, aslinya mau komen serius.
tapi, ndak jadi deh..tak mlototin atas saya saja.
Posting Komentar