Kamis, 31 Januari 2008

Guru

Rabu, 30 Januari 2008, Badan Narkotika Kabupaten Wonosobo nganakake razia pelajar maring sekolah-sekolah, pusat perbelanjaan karo tempat-tempat umum. Awale, sing digoleti yo narkoba. Hasile, ditemokna gambar karo film adegan porno ponsele pelajar. Ora mung nang HPne bocah sing wes SMA, tapi HPne bocah SMP yo isine wes gambar karo film2 ngono kuwe.
Bocah2 sing keno razia mau njuk dicatet jenenge lan sekolahe terus dilaporke maring kepala sekolahe dewek-dewek ben diwenehi pembinaan.
Nyong njuk mbayangake, nek bocah SMP kuwe mau di bina karo guru-gurune mergane ponsele ono gambar karo film sing "uhui", opo yo gurune kudu iso ngilo ndisik wae. Sewulan kepungkur, ana kanca guru sing nuduhake ponsele (type N) sing isine film (formate *.3gp) sing adegane marai nyong pengen cepet2 bali ngumah !. Walah.... mulane njuk siswane podo tiru... lawong guru kuwe "digugu lan ditiru".
Jan2ne, sertifikasi profesionalitas guru (include tunjangan profesional sing gedhene 100 % kali gaji pokok !) pancen penting kanggo memotivasi kinerja guru. Nanging sakdurunge apike guru2 kudune nduwe sertifikat moral sing apik.
Nanging, ora kabeh guru koyo kancane nyong mau kae kok. Isih akeh (woco : isih ono) guru sing apik...sing pancen nduwe sertifikat moral sing iso dipertanggung jawabke maring Gusti Allah.
Nyong dewek yo mbiyen dadi guru SMA limang taun lawase... opo mergane nyong morale durung memenuhi standar po yo ? njuk Gusti Allah nggariske nyong ditompo PNS non guru.... kayane ho -oh jah !

tulisan iki didedikasikan kanggo ibune nyong sing wes mengabdi 40 tahun dadi guru SD ....katur sungkem kagem ibu !

Selasa, 29 Januari 2008

Waktu Masih Ganteng


Judul diatas adalah usulan dari dek Rina, mungkin usulan judul itu didasarkan bahwa ketika foto itu dibikin, obyeknya memang masih dalam kondisi culun abis. Maklum sajalah, para obyek saat itu masih berusia under 20. Lha sekarang dah pada tua (tapi masih under 40 lah !). Ibaratnya buah, sekarang lagi mateng-matengnya, itu juga kalo gak keburu dimakan codot ! atau dengan bahasa yang lebih "sopan" keburu busuk !
Inti sebetulnya adalah bahwa pertemanan (baca : persekongkolan) yang terjadi antara individu dalam obyek foto tersebut sudah berlangsung hampir 25 tahun dan sudah melewati sebuah starting point yang disebut persaudaraan.
Foto ini, kalo nggak salah diambil sekitar tahun 1993 an. Lokasinya di Kalibawang waktu kemping. Sebetulnya pas kemping bertujuh. Dua diantaranya cewek, dan sisanya cowok2 cakep (itu dulu !). Wah kapan nih bro kita kemping lagi kayak dulu.... bakalan rame... mangsudnya rame anak-anak kecil, soale anak-bini musti ikutan !
Wah jadi kangen jah ! Emang enak jadi bujang !

Jumat, 25 Januari 2008

Komoditas Sang Dewi

Jumat, 25 Januari 2007 infotainment di TV ramai membicarakan kisah sang dewi yang nonjok orang karena (maaf) payudaranya diraba orang "iseng".
Sebenarnya, keisengan orang tersebut cukup beralasan mengingat penampilan sang dewi baik diatas panggung maupun di kehidupan sehari-hari mengundang napsu lawan jenis bahkan kalau boleh saya memberikan penilaian khusus kepadanya sebagai artis paling norak penampilannya.
Terlepas dari hak seorang artis yang mengatasnamakan seni dengan mengumbar auratnya (sang dewi memang memiliki ukuran - maaf payudara extra large), keisengan orang tersebut memang bukan merupakan tindakan yang dibenarkan dan memberikan kesan merendahkan martabat wanita atau kalau boleh dikatakan dengan istilah seorang ahli adalah sebagai bentuk pelecehan sexual. Namun, perendahan martabat sang dewi oleh sang peraba bisa dilihat dari sudut pandang kewajaran, bukankah dengan berpenampilan dan bergaya sensual sang dewi sudah merendahkan martabatnya sendiri ? jadi bukan mutlak kesalahan sang peraba (walaupun dia juga gak bener !) kalau timbul semacam keinginan untuk meraba organ vital sang dewi yang memang dengan sengaja dijadikan komoditas itu. Sang peraba hanya memberikan energi tambahan untuk kembali medorong martabat sang dewi ke titik yang lebih rendah dan murahan.
Dengan kejadian itu, semoga menggugah nurani sang dewi bahwa komoditas yang dititipkan oleh Tuhan kepada manusia dalam bentuk apapun baik yang "nggandul" di tubuhnya maupun yang berada disekitarnya untuk bisa dijaga dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Semoga saja

Rabu, 23 Januari 2008

nJAJAN APA DI WONOSOBO ?



Kalau kebetulan sedang berada atau akan menuju ke Wonosobo, Jawa Tengah, tidak ada salahnya kalau kita punya referensi makanan yang khas dan pas di kota kecil itu.
Daftar makanan khas Wonosobo :
  1. MIE ONGKLOK : Makanan dari mie yang dicampur dengan kucai dan kubis yang direbus menggunakan tempat yang terbuat dari anyaman bambu diberi kuah dari pathi kanji dan bumbu sate ayam. Referensi warung : MIE ONGKLOK MBAK UMI Jalan Pasukan Ronggolawe (sebelah SD 3 Wonosobo)
  2. TEMPE KEMUL : Tempe yang digoreng garing dengan tepung berbumbu. Referensi warung : sekitar alun-alun Wonosobo
  3. GEBLEK : Gorengan garing dari pathi yang dibentuk menyerupai angka delapan. Referensi warung : sekitar alun-alun Wonosobo
  4. KERIPIK JAMUR : Cemilan renyah dan gurih yang selalu dicari dan digemari oleh sebagian besar pendatang. Tersedia keripik Jamur Kancing dan Jamur Tiram dalam berbagai ukuran kemasan. Referensi warung : Sepanjang Jalan A. Yani Wonosobo
  5. MANISAN CARICA : Manisan dari buah carica khas Dieng. Referensi warung : Toko Cendawan Mas, Sumberan Utara
  6. SATE TAHU : Sate dari tahu dan bakso dengan bumbu kecap. Referensi warung : Sate tahu depan pasar Kertek
  7. OPAK BUDIN : Terbuat dari bahan baku singkong dicampur daun kucai. Digemari karena rasanya enak, renyah dan murah. Tersedia dalam berbagai ukuran, jenis, dan rasa. Paling banyak dikonsumsi untuk cemilan. Referensi warung : sepanjang Jalan A. Yani Wonosobo
Selamat menikmati.....!



Selasa, 22 Januari 2008

Save my Dieng


Dieng bisa diartikan sebagai Di (tempat) dan Hyang (Dewa) sehingga secara keseluruhan, Dieng diartikan sebagai tempat bersemayamnya para dewa (http://id.wikipedia.org/wiki/Dataran_Tinggi_Dieng) . Namun ada juga sebagian yang mengartikan Dieng dari kata Adi (agung) dan Aeng (ajaib) sehingga Dieng menurut versi ini diartikan sebagai tempat yang agung dan menyimpan berbagai keajaiban.
Kawasan pegunungan yang terletak pada ketinggian 2063 m dpl dengan temperatur 10 sampai dengan 20 derajat Celcius. Bahkan pada waktu-waktu tertentu suhu bisa mencapai nol derajat Celcius sehingga menimbulkan bun upas
 atau embun yang merusak tanaman para petani.
Pegunungan Dieng terletak di dua Kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Adalah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjanegara yang memiliki hak wilayah atas Dieng. Sehingga pengelolaan kawasan pegunungan Dieng pun menjadi persoalan yang sangat kompleks dan memerlukan energi yang cukup besar untuk mengkajinya.
Dieng yang konon mulai didiami oleh Suku Sunda dan Suku Jawa kira-kira 1400 tahun yang lalu itu memiliki pesona alam dan budaya tersendiri. Pesona alam yang cukup indah (dan masih tersisa) dapat dilihat dari beberapa obyek wisata yang ada semisal Telaga Warna (Telaga Werna), Telaga Pengilon, Kompleks Candi, Kawah Sikidang, Kawah Sinila, Sumur Jalatunda dan Tuk (Mata Air) Bimolukar.
Kerusakan kawasan Dieng yang terjadi saat ini ternyata memberikan andil yang cukup besar terhadap perubahan iklim di daerah sekitarnya. Kerusakan yang terjadi ternyata sudah berlangsung cukup lama. Mungkin sebuah kebuntuan opini jika kita menyalahkan masyarakat di sekitar kawasan Dieng sebagai penyebab utama kerusakan yang terjadi di sana. Penggunaan kawasan lindung sebagai daerah tangkapan air sebagai lahan tanaman kentang oleh petani akhirnya dijadikan salah satu bagian yang mengambil peranan dalam kerusakan itu. Padahal, banyak pihak yang seharusnya mengambil peranan untuk merasa bersalah atas kerusakan kawasan itu. Pemerintah sebagai stake holder, harus mengambil peranan juga dalam usaha pemulihan kawasan Dieng untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Penyuluhan dan usaha menawarkan alternatif tanaman yang lebih ramah lingkungan menjadi pilihannya.
Namun, peranan pemerintah agaknya tidak bisa dijadikan tumpuan utama penyelesaian masalah ini. Masyarakatlah tumpuannya. Sejauh tidak ada perubahan yang berarti pada pola pikir masyarakat, pemulihan kawasan Dieng masih harus menempuh jalan panjang.
Meruba pola pikir masyarakat merupakan pekerjaan rumah besar bagi kita semua, kalau anak-anak kita masih ingin melihat Dieng sebagai tempat yang nyaman untuk berwisata. Atau kita akan mewariskan Dieng sebagai tempat bersemayamnya para dewa-dewa investor yang semakin gendut perutnya ? Save Dieng for the Last !





Senin, 21 Januari 2008

Harapan Bangsa


Apakah pernah terbayangkan 10,20 bahkan 30 tahun yang lalu kita akan menjadi seperti sekarang ? Bagi saya, jawabannya adalah TIDAK !. Dua puluh lima tahun yang lalu (yang merupakan bagian dari memori saya yang kadang "hang") adalah saat saya merasa tidak pernah berpikir soal materi. Yang ada dipikiran saya saat itu (kira2 saya saat itu baru berumur 9 tahun) hanya soal main, membuat mainan atau minta mainan. Semua yang dipikirkan selalu berhubungan dengan "gembira". Tidak peduli inflasi yang membumbung tinggi... bahkan saat itu orang dewasa di rumah sayapun tidak tahu apa itu inflasi. Maklum saja, karena baru ketika saya berumur 10 tahun simbah saya bisa membeli sebuah pesawat televisi ukuran 14" dan itupun hanya dua warna, hitam dan putih dengan satu stasiun TV ya.. TVRI !
Tidak pernah terpikirkan (oleh saya) saat itu akan ada alat yang membantu mengerjakan hampir 80 % pekerjaan kantor (seperti di kantor saya) yang saat ini dikenal dengan nama komputer. Bahkan saat itu untuk sebuah kalkulator saja saya belum memiliki bayangan. Mungkin bagi sebagian orang, keluarga saya termasuk kategori keluarga yang memiliki penyakit "keterbelakangan tekhnologi".
Tidak pernah terpikirkan (oleh saya) saat itu jumlah mobil dan motor di kota kecil saya - Wonosobo akan sehebat seperti saat ini sampai jalan raya hampir tidak pernah berhenti dilindas ban kendaraan bermotor, karena yang ada saat itu, jumlah mobil yang melintas di depan rumah saya yang kebetulan berada di pusat kota bisa tidak lebih dari 20 buah per hari. Kebanyakan orang ya jalan kaki..... atau naik sepeda onthel.
Kemudian, terlintas di pikiran saya saat ini ketika saya melihat anak seumuran saya saat itu, terlintaskan di pikiran mereka bahwa suatu saat akan ada alat yang mungkin akan mengerjakan 100 % pekerjaan manusia, sehingga manusia tinggal ongkang-ongkang.. artinya suatu ketika manusia justru akan diperbudak sepenuhnya oleh peradaban yang mengatasnamakan tekhnologi canggih.
Terlintaskah saat ini di pikiran anak2 yang seumuran saya saat itu, negara kita Indonesia akan Gemah Ripah Loh Jinawi, tidak ada koruptor, para "oknum" yang sudah jelas koruptor sudah digantung satu per satu. Tidak ada pemimpin yang munafik hanya banyak janji tetapi ketika "sudah jadi" lupa menepati. Atau sudah tidak ada lagi para panutan yang beristri satu tapi punya gundik dimana-mana.....
Sepertinya tidak ! yang ada dipikiran anak2 sekarang yang seumuran saya dulu mungkin hanya main PS, main mobil-mobilan remote controll, atau main game di PC nya bapaknya.
Atau mungkin masih ada anak2 sekarang yang seumuran saya dulu yang hanya berpikir pulang sekolah cari kayu bakar, angon wedus,
lalu mandi di kali.......
Ternyata masih ada yang seperti itu.


Sabtu, 19 Januari 2008

Wakil Rakyat


Wakil rakyat (DPRD) Kabupaten Wonosobo pada awal tahun 2008 ini patut berbangga karena telah memiliki Gedung DPRD baru. Gedung baru tersebut melengkapi gedung lama yang jumlah ruangannya terbatas.

Gedung yang dibangun dengan anggaran Rp. 1.603.750.000,00 tersebut dikerjakan oleh kontraktor lokal yang rencananya akan digunakan sebagai ruang pimpinan komisi dan ruang rapat komisi.

Saya selaku warga masyarakat Wonosobo menyampaikan SELAMAT.. semoga saja dengan adanya gedung baru akan meningkatkan kinerja wakil-wakil rakyat dan jangan lupa, masih banyak masyarakat yang rumahnya saja masih berlantai tanah. Merdeka

Kamis, 17 Januari 2008

Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo 2007 - 2012

Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo Masa Bhakti 2002 – 2007 yang ditetapkan berdasarkan SK Bupati Wonosobo Nomor 991/479/2002 tanggal 4 Desember 2007 secara resmi telah berakhir masa jabatannya. Dengan demikian, Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo harus menyusun Dewan Pendidikan Masa Bhakti 2007 – 2012 untuk melanjutkan perjuangannya.
Sesuai AD/ART Dewan pendidikan Kabupaten Wonosobo, pada tanggal 02 Desember dibentuk tim formatur yang terdiri dari 7 (tujuh) orang Anggota Dewan Pendidikan yaitu Ir. Sarwanto Priadhi (Ketua), Abdul Hadi, Spd (Sekretaris), H. Slamet Rahardjo Budi (Anggota), Akhmad Hafid, SAg (Anggota), Sudarman, BA (Anggota), Sutardjo, SH (Anggota), Drs. Tri Priatmojo, MBA (Anggota)
Tim Formatur tersebut sesuai ketentuan yang ada bertugas menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo Masa Bhakti 2002 – 2007 dan selanjutnya mengadakan seleksi dari daftar calon anggota yang masuk dari berbagai unsur baik dari unsur birokrasi, lembaga swadaya masyarakat, unsur yayasan penyelenggara pendidikan maupun tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
Pada tanggal 27 Desember 2007 secara resmi Tim Formatur menerima laporan pertanggunjawaban dari Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo Masa Bhakti 2002 – 2007 dan menetapkan hasil seleksi yang selanjutnya ditetapkan sebagai Pengurus dan Anggota Dewan pendidikan Kabupaten Wonosobo Masa Bhakti 2007 – 2012.
Susunan Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo Masa Bhakti 2007 – 2012 adalah Ketua H. Slamet Rahardjo Budi (tokoh masyarakat peduli pendidikan); Wakil Ketua Ir. Sarwanto Priadhi (Forum Masyarakat Peduli Pendidikan); Sekretaris Eko Premono, ST (Yayasan Pelita Garuda); Wakil Sekretaris Abdul Hadi, S.Pd (Birokrasi/Dinas Pendidikan); Bendahara Akhmad Hafid, S.Ag (Pendidikan Tinggi); Bidang Tenaga Kependidikan H. Guno Widagdo, S.Pd (PGRI), Drs. H. Muchson, MM (Yayasan Penyelenggaran Pendidikan/Muhammadiyah); Bidang Data dan Informasi Sudarman, BA (Organisasi profesi/PWI), Saikhu Rohman, S.Pd (PLS), Sureni Tjahyono (PKK); Bidang Sarana dan Prasara Drs. Tri Priatmojo, MBA (Yayasan Penyelenggara Pendidikan/Kristen), H. Afif Nurhidayat, S.Ag (Legislatif), Bahrudin, S.Pd,M.Si 9Birokrasi/BAPEDA); Bidang Akademis dan Pengkajian Drs. Musofa, S.Pd (yayasan Penyelnggara Pendidikan/Ma'arif NU), Panut, S.Pd (Birokrasi/DEPAG); Bidang Kelembagaan dan Konsultansi Sutardjo, SH (Komite Sekolah) dan Hj. Siti Nur Hidayat, SE (GOW)
Formasi tersebut adalah formasi yang relatif ideal karena menampung aspirasi dari berbagai unsur yang terlibat dalam kemajuan pendidikan sesuai yang diamanatkan dalam Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. www.dpws.org

Minggu, 13 Januari 2008

Alun-alun Area HOTSPOT Internet


Per 31 Desember 2007, Alun-alun Wonosobo dijadikan area hotspot internet. Adalah hasil kerjasama SMK Informatika, SMP 1 Wonosobo dan Brownies Net (nggak promosi loh !). Entah kerjasama dalam bentuk yang bagaimana yang jelas aksesnya lumayan cepet......
Yaaa... bagus lah. Sebuah kemajuan yang cukup bisa dibanggakan untuk kota sekecil Wonosobo. Coba saja kita lihat kalau sore, beberapa anak muda nongkrong sambil bawa laptop.... konek !
Saya menjadi tertarik, situs apa sih yang dibuka anak2 muda yang masih seumuran anak SMP itu ? Jangan2 ..... ? Memang kemajuan selain memberikan manfaat (seperti buat saya yang kadang memanfaatkan area hotspot untuk sekedar update anti virus versi free...) juga berdampak negatif juga loh.....
Btw, makasih buat temen2 yang telah berbaik hati mbikin area hotspot ! Moga2 diterima amal baiknya.. Ameeennnn !

Wonosobo Adem Tenan (versi Wonosobo nan)


Wes seminggu iki Wonosobo ora udan koyo biasane.... paling2 gerimis.. kuwe wae mung sedelo..Tapi mbasan ora udan, Wonosobo rasane uademmmm tenan.. hawane mak cleng kroso tekan balung... anane njuk mung kebelet pipis wae...
Nek udan, banyu kadang podo mbudk maring ndalan... becek..nek terang ngene.. adem tur lebune uakeeehhh tenan. Pancen menungso ora ono mareme... diwenehi udan protes.. diwenehi terang nggrundel...
Nek terang, Gunung Sindoro katon padang.... seko isuk tekan sore (tekan mbengi nek pas padang mbulan) katon ngawe-awe pendaki.... njuk marai pengen munggah maning jah.....
Tapi, sing marakake kuatir.. biasane nek terang ngene banjur ono kebakaran hutan..... walah !!!

Jumat, 11 Januari 2008

Sang Jenderal Besar

Berita sakitnya Bapak Pembangunan Republik Indonesia Jenderal Besar (Purn) Muhammad Soeharto di televisi beberapa hari ini mengalahkan rating infotainment ! Sebuah fenomena yang cukup menarik di negeri yang sangat mengagumi duania keartisan ini. Atau hanya saya saja yang merasa tertarik ?
Mungkin karena beliau adalah tokoh yang cukup spektakuler di Indonesia. Terlepas dari berita sakitnya beliau, Pak Harto memang memiliki tempat terendiri di hati rakyat Indonesia. Beberapa (?) mengagumi beliau dan bahkan beberapa (?) dengan menambahkan kata "sangat". Begitu juga sebaliknya, sebagian (?) juga sangat idak suka bahkan dengan penekanan kata "sangat" (kalo memungkinkan bahkan mungkin dengan memilih kata "benci").
Mereka yang sangat mengagumi patut kita hormati, mereka melihat jasa beliau selama 32 tahun membuat Indoneia menjadi "gemah ripah loh jinawi". Atau mungkin mereka termasuk adalah orang-orang yang dimanja dan memetik banyak keuntungan ketika Sang Jenderal Besar berkuasa. Di Pasuruan, beberapa hari yang lalu para tukang becak menggelar do'a bersama untuk kesembuhan Sang Jenderal Besar, di Ambon ratusan orang mengumpulkan tanda tangan untuk memberi dukungan bagi kesembuhan beliau (dukungan hanya diberikan dalam bentuk tanda tangan dan komentar kekaguman bagi beliau karena mungkin mereka menyadari keluarga Cendana tidak kekurangan dana untuk berobat Pak Harto).
Dari sudut pandang yang berbeda, sekelompok (?) orang justru malah menyatakan tidak suka dengan Sang Jenderal. Entah karena mereka lebih pintar membaca kondisi bahwa ketika dipimpin oleh beliau, kita terlalu dimanja dengan hutang luar negeri sehingga masyarakat kita kurang mandiri yang dampaknya baru kita rasakan saat ini, atau mungkin sebagian dari mereka yang tidak suka merupakan orang-orang yang "dipinggirkan" dengan berbagai dalih saat itu (komunis, subversif atau extrimis..)
Terlepas dari dua sisi antara jasa dan dosa beliau ketika berkuasa yang bagi saya sama-sama tidak jelasnya, kita tetap harus tetap mendoakan kesembuhan bagi beliau. Bagi para pengagum paling tidak jika beliau sembuh masih bisa berharap untuk kembali memperoleh "kenikmatan" seperti saat beliau berkuasa. Bagi mereka yang tidak suka, dengan kesembuhan beliau paling tidak bisa berharap agar Sang Jenderal bisa diadili.
Yang jelas, satu hal yang perlu kita lakukan adalah... berdoa ! dan segera memperjelas "status hukum" Sang Jenderal..... bersalah atau tidak bersalah ? soal nanti dihukum karena kesalahannya atau diampuni karena jasanya itu urusan belakangan. Bersalah atau tidak kah Sang Jenderal secara hukum ?
Oh.. SANG JENDERAL !!

Rabu, 09 Januari 2008

Pasca Gempa Ada yang Gembira

Gempa bumi (tanpa Tsunami) pada tanggal 27 Mei 2006 mengguncang bagian tengah wilayah Indonesia dengan kekuatan mencapai kekuatan 5,9 pada Skala Richter selama 52 detik. Pusat gempa berasal dari kedalaman yang relatif dangkal yaitu 33 kilometer di bawah tanah mengakibatkan kerusakan besar, terutama di Kabupaten Bantul di Provinsi Yogyakarta dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah. Setelah hampir dua tahun Pemerintah melaksanakan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi, wilayah Pasca Gempa Bumi masih menyisakan permasalahan. Uluran tangan dan usaha Pemerintah melalui kegiatan tersebut ternyata banyak yang tidak pada sasaran yang tepat atau dengan bahasa politis “diselewengkan”.

Dari data yang dihimpun BAPPENAS tercatat 5.760 orang tewas, sebanyak 388.758 rumah rusak termasuk di dalamnya 187.474 roboh (walah…!) dan jumlah bantuan yang digelontorkan untuk mengatasinya mencapai trilyunan rupiah !

Mekanisme bantuan untuk rumah yang rusak melalui Program Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Gempa Bumi secara sederhana saya ilustrasikan begini : dikirimlah tim untuk melakukan pendataan kondisi rumah. Tim ini terdiri dari berbagai unsur antara lain pemerintah daerah, tokoh masyrakat, kepala dusun, RT termasuk mahasiswa (sebagai bentuk pemberdayaan dan pengabdian masyarakat) data yang terkumpul dari tim ini, diterjemahkan dalam bentuk data tingkat kerusakan (dilampiri foto) yang nantinya akan mempengaruhi besarnya bantuan yang akan diterima warga korban gempa. Permasalahannya, ketika tim survey "menilai" tingkat obyektifitasnya menjadi diragukan. Apalagi sangat besar pengaruh "orang-orang yang berkepentingan" untuk ikut campur tangan dalam pelaksanaan survey. Gambaran yang saya peroleh dari teman mahasiswa yang ikut menjadi anggota tim survey, ketika survey dilaksanakan banyak sekali permintaan untuk mark up, yang seharusnya rumah yang bersangkutan dalam kondisi rusak ringan dimasukkan ke dalam kondisi rusak berat dengan imbalan sebagian bantuan disetor ke "kas pribadi".

Hasilnya cukup spektakuler, banyak rumah yang seharusnya masuk kategori rusak ringan tetapi bantuan yang diterima masuk dalam kategori bantuan untuk rusak berat/roboh, tetapi setelah dipotong "upeti" untuk orang-orang tertentu. Bahkan kandang sapi pun dikategorikan sebagai sebuah rumah agar memperoleh bantuan.

Yang sangat memprihatinkan, banyak korban gempa yang kondisi rumahnya rusak berat/roboh tetapi justru tidak memperoleh bantuan apapun. Karena, kondisi rumah yang rusak berat/roboh tidak memungkinkan adanya "penggelembungan" bantuan yang bisa "digembosi" lagi.

Proses mempengaruhi tim survey pun dengan berbagai cara. Sebagai ilustrasi, ada yang dengan menggunakan preman sebagai senjata paling cocok untuk mengintimidasi.

Diindikasikan, penyelewengan dana (menurut Metro TV) mencapai hampir 500 miliar rupiah. Sederet angka yang cukup spektakuler untuk masuk ke dalam kantong-kantor mereka yang tidak berhak menerima.

Beberapa teman "oknum mahasiswa" yang pulang dari Klaten sebagai bagian dari tim survey (seolah-olah seperti sepasukan prajurit yang pulang dari medan pertempuran untuk membela negara) banyak yang berubah penampilan.. motor baru, HP baru, dan segala fasilitas modern lainnya (katanya sebagai perwujudan jati diri yang mapan)

Sebaiknya, kita doakan saja... agar mereka yang menerima "gembosan" dana dari
"pengelembungan" yang dilakukan akan segera tobat dan kembali ke jalan yang benar. Meskipun seharusnya proses hukum untuk menyelesaikan masalah ini harus ada. Oh.....


BERHENTI MEROKOK ?

dari posting seorang teman (Ghulam) di http://groups.yahoo.com/group/alumniwsb/
".........
Tuhan Sembilan Senti
oleh : Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa
tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai
merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR
merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi
merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan
pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala
sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah
dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan
kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang
duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan
antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai
kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi
tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di
toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di
kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat
penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di
dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat
merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu
dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang
merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI
sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan
bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor
perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di
dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di
ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok
merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang
perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli
hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi
ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip
berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke
mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99
butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan
tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul
yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut
tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan
ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15
penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000
zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang
diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu
ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap
rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120
orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih
dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang
bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban
narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa
di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan
celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan
indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan
sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan
fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap
tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
......."

Ketika aku baca posting temanku ini.. akhirnya aku memutuskan untuk berhenti......
"berhenti membacanya dan menyalakan sebatang rokok.... (walah tobat..tobat !)"
Btw, buat Ghulam makasih dah ngingetin aku...



Selasa, 08 Januari 2008

..menjelang ajal....

"...ketika aku masih muda, aku berkeinginan merubah dunia .... tetapi seiring bertambahnya usia dan kearifanku.. aku berubah pikiran karena aku merasa sulit merubahnya.. aku berpikir untuk merubah negeriku .. tetapi para pemimpin di negeriku sepertinya sulit untuk berubah.. mereka terlalu menikmati kemapanan.....
Saat usiaku yang semakin dewasa.. aku memutuskan untuk merubah keluargaku saja... namun, orang2 terdekat dan yang aku cintaipun sulit untuk menerima perubahan....
Sekarang.. saat aku renta dan terbaring menjelang ajal di tempat tidur ini aku baru sadar.. mestinya saat muda dulu aku merubah diriku agar bisa menjadi panutan keluargaku dan mereka akan mendukung dan mendorongku untuk merubah negeriku yang pada saatnya mungkin akan merubah dunia......"

Senin, 07 Januari 2008

..de JOG...


SMA 1 Wonosobo... kayaknya sampe dengan saat ini masih menjadi sekolah yang (cukup) favorite di kalangan wong Wonosobo. Bukan apa-apa...seeeh ! kayaknya asik aja tuh bisa sekolah di SMA yang embel-embelnya angka 1... .

SMA 1 Wonosobo seperti juga sekolah-sekolah laen udah menelorkan beribu bahkan berjuta alumni dengan berbagai ragam wajah.. kebiasaan dan tingkat yang lucu tur wagu ! Alumni sebage komunitas mantan siswa ternyata masih mempunyai ikatan yang kuat ama sekolah asalnya...

Kalo boleh, sekedar informasi aja.... SMA 1 Wonosobo ato lebih dikenal dengan SMANSA ato De Jog dulunya ada di dua lokasi ... Kampus utama ada di sebelah Barat Gereja Kristen Jawa (GKJ) sekarang dah jadi Ruko........ gedung itu dibangun pas jaman londho. Trus, yang kelas jaoh ada di Banaran...... sebelah selatan SMA 2 Wonosobo. Nah... taon 93, dua sekolah itu dituker guling... yang di kota, dibangun ruko, yang di Banaran dijadiken SMP 3 Selomerto. Nah SMANSA akhire diberi gedung baru di Jalan Tumenggung Jogonegoro.. sebelah Timur bunderan sapen. Gedung itu dipindah jaman Retno Pinasti (sekarang jadi penyiar VOA) jadi Ketua OSIS. Pas pindahan, ada arak-arakan tuh.... semua siswa diminta untuk nggotong kursi satu-satu (kacian deh lo !).

Nah sekarang... SMANSA udah njogrog di Jalan Tumenggung Jogonegoro dengan megahnya. Banyak tuh guru-guru kita yang udah pada pensiun..... Pak Tirto (Bahasa Indonesia) udah pensiun dan sempat njabat jadi anggota DPRD, Bu Nur (Matematika) udah sedo karena kangker usus... bulan April kemaren....inalillahi wainailaihi roji’un...., Pak Har (Sejarah) juga udah sedo, Pak Johar (PSPB) sekarang udah purna tugas.. sebelomnya sempat menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo (hebat ya !), Pak Danang (Geografi) sekarang udah jadi Kepsek di SMA 1 Wonosobo, Pak Pur (BP) sekarang jadi Kepala sekolah di SMA 2 Mojotengah, Pak Sri (Bahasa Inggris) sekarang udah mutasi ke Serang, Banten (we miss you Mr. Sri), dan laen-laen....

Lah alumnine juga banyak yang sukses loh ! Ada Retno Pinasti (94) yang kerja di VOA, ada Teguh Juwarno (89) di RCTI, Andi Lesmana (96) di bengkel montor mabur dan banyaaakkkk lagi !
Pernah gak kebayang... kita ngumpul jadi satu... yang sukses banget, yang sukses, yang baisa-biasa aje, yang gak sukses... semua ngumpul kayak pas kita SMA dulu.......bisa gak ya ?

....Alam dudu warisane mbah kakung.. alam kuwe titipane anak putu... !


Wonosobo.. wes pirang2 ndino iki udane nduressss banget.. kadang seko isuk wes udan... bresss...bress....
Akibate.. dalan2 banjir.. banyu seko selokan mbludak maring ndalan gedhe.. akhire dalane akeh sing rusak... ngko nek dalane rusak banjur podo rame2 ngajokake usulan perbaikan dalan..nek usulane rung direalisasi banjur rame2 demo.. jare kurang digatekake...oalah.. wong kok ya pada kaya kuwe !
Padahal... rusake dalan kuwe (sebagian gedhe) disebabake selokane ra lancar.... banyune mbludak maring dalan... selokane ora lancar mergane kebek sampah....lha sing mbuang sampah maring kono sopo nek dudu awake dewek ha ? Padahal tiap 100 meter nang pingir dalan wes dipasangi tempat sampah seko drim (wes ono sing dicolongi njuk di kilokake barang).....
Nek nyong kayane isih "kabotan" mbahas gas emisi, rusake lapisan ozon utawane green house efect.... sing rada cepak bae.. wes tau krungu nDieng banjir ? kayane pada gumun jah.. nek nDieng kok banjir... tapi kuwe wes kedadean kiro2 setaun kepungkur... sebabe sederhana bae : wit2tane wes pada entong...gundul ceprul.. pada diketoki .....ana sing digareng (pembalakan liar).. ana sing ditanduri kentang...padahal sing jenenge penyuluhan pentinge hutan kayane ya ora tau telat.... pancen dasare pada ndableg..
Sing kena dampak paling gedhe bab gundule nDieng ya PLTA Mrica.. mergane saiki sedimentasi-ne wes tekan tahap parah ! pendangkalan ! (wuihh.. bahasane !) suwe2 efeke nang kurane pasokan tenaga listrik...
Sing dadi kata kunci (lawang kali yeeee...) KESADARAN !
Siki akeh wong pada cuek (cuek.. dondomi !) ora urusan maring sepada-pada... masa bodowa...jidor !...lha nek wonge pada kaya ngono kabeh njuk prige jal ?
....Alam dudu warisane mbah kakung.. alam kuwe titipane anak putu... !

Sabtu, 05 Januari 2008

From Wonosobo with LOVE



Wonosobo, menurut bahasa jawa terdiri dari dua suku kata "wono" yang berarti hutan dan "sobo" yang berarti "berkunjung".. jadi secara keseluruhan, Wonosobo berarti "berkunjung ke hutan".

Sampai dengan akhir tahun 1999, hutan Wonosobo masih terlihat sangat ASRI (Aman, Sehat, Rapi dan Indah). ASRI sendiri adalah motto Kabupaten Wonosobo dan sampai saat tulisan ini dibuat masih tetap digunakan. Namun, cobalah kita lihat kondisi yang ada saat ini... hutan-hutan sudah "habis".. gundul ! Semua akibat dari illegal logging yang mulai menggila awal tahun 2000. Akibatnya jelas.. Wonosobo yang sebelumnya adalah kota sueeejuukkk ! berubah jadi kota yang mulai panas tidak ubahnya kota-kota besar lainnya di Indonesia... cuaca yang semakin tidak menentu juga menjadi hal yang harus mulai dibiasakan di Wonosobo.

Adalah hal yang sangat menyenangkan untuk bernostalgia dengan "Wonosobo Tempo Doeloe".. ketika warna hijau daun masih mendominasi kota, ketika sungai masih jernih dengan ikan-ikan gondhok nya hingga anak-anak kecil bisa mandi dan mancing disana, ketika Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing selalu tampak hijau, ketika alun-alun masih menjadi magnet wisata murah warga kota..

Sebuah kenyataan yang mungkin harus mulai dibiasakan saat ini, bahwa tidak mungkin lagi akan terlihat hijaunya kota Wonosobo seperti dulu, jernihnya sungai untuk bermain anak-anak (daripada gatel-gatel, mendingan nggak lah !).

Kalau hal itu terus berlanjut, adalah hal yang sangat mungkin jika suatu hari nanti anak-cucu orang Wonosobo akan bertanya... "....benda apakah itu, dua gundukan tanah kering yang tampak di kejauhan ?" dan kita akan menjawab "..oh itu namannya Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing"

Walah......