Sabtu, 02 Februari 2008

Wonosobo Tempo Doeloe


Ternyata jalan macet bukan cuma milik Jakarta. Wonosobo yang katanya "kota kecil yang bahagia dan sejahtera" pun mengalaminya. Coba dilihat setiap siang di sebelah Timur Pasar Raya RITA, macet cet. Penyebab utamanya adalah karena separo jalan digunakan sebagai tempat parkir (parkir di Wonosobo saat ini menjadi masalah serius, karena setiap jengkal tanah di dalam kota sudah dilengkapi tukang parkir dengan tarif yang 2 kali lebih besar daripada yang sudah ditetapkan !).
Keprihatinan akan kondisi itulah yang menggugah kenangan tempo doeloe ketika Wonosobo masih jauh lebih nyaman daripada saat ini. Jumlah kendaraan masih sedikit. Jalan dalam kota meskipun belum sehalus sekarang masih nikmat untuk dilalui. Apalagi di sekitar pasar tradisional (RITA baru ada sekitar tahun 1993 an) masih enjoy untuk sekedar dijadikan tempat jalan-jalan.
Masih ingat, di lokasi yang sekarang dijadikan Pasar Raya RITA adalah pasar pakaian yang terkenal dengan sebutan sarsor atau pasar ngisor karena memang gedungnya yang terdiri dari dua lantai. Lantai atas digunakan untuk pertokoan, Toko Sepatu SURAHONO, Apotek Kita, dll. Di sebelah Selatan sarsor terdapat terminal bis atau stanplat yang disitu juga terdapat Dieng Theater- salah satu gedung bioskop di Wonosobo. Di depannya ada toko serba ada Toko Meneer yang menjual berbagai macam kebutuhan dari mbanggulo cecek, binteng sampai puyer untuk sakit kepala.
Di sebelah Barat stanplat ada toko tembako yang didepannya kalo pagi selalu ada simbah jualan gudeg, sebelah toko tembako ada Toko RAME yang jualan pakaian. Tiga puluh meter ke arah Utara ada losmen Jawa Tengah (sekarang Toko Jam Citra) di depan losmen itu ada pohon cemara yang tinggi banget.
Wah.. nikmatnya nostalgia !

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sak ora orane nyong wes milu ngrasakna jaman sing dicritakna nang kene mas koprem. Salam seko Tofik mbumirasa kie