Sebuah puisi yang patut dijadikan renungan oleh kita semua !
Dari puisi : "Menyorong Rembulan"
oleh EMHA AINUN NAJIB (Kyai Kanjeng)
Gerhana rembulan hampir total
Malam gelap gulita
Marahari berada pada satu garis dengan bumi dan rembulan
Cahaya matahari yang memancar ke rembulan tidak sampai ke permukaan rembulan
karena ditutupi oleh bumi
Sehingga rembulan tidak bisa memantulkan cahaya matahari ke permukaan bumi
Matahari adalah lambang Tuhan
Cahaya matahari adalah rahmat nilai kepada bumi yang semestinya dipantulkan oleh rembulan
Rembulan para kekasih Allah, para Rasul, para Nabi, para ulama, para cerdik cendekia, para pujangga dan siapa saja yang memantulkan cahaya matahari atau nilai-nilai Allah untuk mendayagunakannya di bumi
Karena bumi menutupi cahaya matahari, maka malam gelap gulita
Dan di dalam kegelapan segala yang buruk terjadi
Orang tidak bisa menatap wajah orang lainnya secara jelas
Orang menyangka kepala adalah kaki
Orang menyangka Utara adalah Selatan
Orang bertabrakan satu sama lain
Orang tidak sengaja menjegal satu sama lain
Atau bahkan sengaja saling menjegal satu sama lain
Di dalam kegelapan orang tidak punya pedoman yang jelas untuk melangkah
Akan kemana melangkah ? dan bagaimana melangkah ?
Ilir-ilir kita memang sudah nglilir, kita sudah bangun, sudah bangkit bahkan kaki kita sudah berlari namun akal pikiran kita belum !
Hati nurani kita belum !
Kita masih merupakan anak-anak dari orde yang kita kutuk di mulut namun ajaran-ajarannya kita biarkan hidup subur di dalam aliran darah dan jiwa kita
Kita mengutuk perampok dengan cara mengincarnya untuk kita rampok balik
Kita mencerca maling dengan penuh kedengkian kenapa bukan kita yang maling
Kita mencaci penguasa lalim dengan berjuang keras untuk bisa menggantikannya
Kita membenci para pembuat dosa besar dengan cara setan yakni melarangnya untuk insaf dan tobat
Kita memperjuangkan gerakan anti penggusuran dengan cara menggusur
Kita menolak pemusnahan dengan merancang pemusnahan-pemusnahan
Kita menghujat para penindas dengan riang gembira sebagaiman iblis yakni menghalangi usahanya untuk memperbaiki diri
Siapakah selain setan, iblis dan dajjal yang menolak khusnul khotimah manusia ?
Yang memblokade pintu sorga ?
Yang menyorong mereka mendekat ke pintu neraka ?
Sesudah ditindas, kita menyiapkan diri untuk menindas
Sesudah diperbudak kita siaga untuk ganti memperbudak
Sesudah dihancurkan kita susun barisan untuk menghancurkan
Yang kita bangkitkan bukan pembaharuan kebersamaan
Melainkan asiknya perpecahan
Yang kita bangun bukan nikmatnya kemesraan tapi menggelegaknya kecurigaan
Yang kita rintis bukan cinta dan ketulusan melainkan prasangka dan fitnah
Yang kita perbaharui bukan penyembuhan luka melainkan rencana-rencana panjang untuk menyelenggarakan perang saudara
Yang kita kembang suburkan adalah memakan bangkai saudara-saudara kita sendiri
Kita tidak memperluas cakrawala dengan menabur cinta
Melainkan mempersempit dunia kita sendiri dengan lubang-lubang kebencian dan iri hati
Pilihanku dan pilihanmu adalah :
APAKAH KITA AKAN MENJADI BUMI YANG MEMPERGELAP CAHAYA MATAHARI SEHINGGA BUMI KITA SENDIRI TIDAK AKAN MENDAPATAN CAHAYANYA ATAU KITA BERFUNGSI MENJADI REMBULAN KITA SORONG DIRI KITA BERGESER KE ALAM YANG LEBIH TEPAT AGAR KITA BISA DAPATKAN SINAR MATAHARI DAN KITA PANTULKAN NILAI-NILAI TUHAN ITU KEMBALI KE BUMI
Dari puisi : "Menyorong Rembulan"
oleh EMHA AINUN NAJIB (Kyai Kanjeng)
Gerhana rembulan hampir total
Malam gelap gulita
Marahari berada pada satu garis dengan bumi dan rembulan
Cahaya matahari yang memancar ke rembulan tidak sampai ke permukaan rembulan
karena ditutupi oleh bumi
Sehingga rembulan tidak bisa memantulkan cahaya matahari ke permukaan bumi
Matahari adalah lambang Tuhan
Cahaya matahari adalah rahmat nilai kepada bumi yang semestinya dipantulkan oleh rembulan
Rembulan para kekasih Allah, para Rasul, para Nabi, para ulama, para cerdik cendekia, para pujangga dan siapa saja yang memantulkan cahaya matahari atau nilai-nilai Allah untuk mendayagunakannya di bumi
Karena bumi menutupi cahaya matahari, maka malam gelap gulita
Dan di dalam kegelapan segala yang buruk terjadi
Orang tidak bisa menatap wajah orang lainnya secara jelas
Orang menyangka kepala adalah kaki
Orang menyangka Utara adalah Selatan
Orang bertabrakan satu sama lain
Orang tidak sengaja menjegal satu sama lain
Atau bahkan sengaja saling menjegal satu sama lain
Di dalam kegelapan orang tidak punya pedoman yang jelas untuk melangkah
Akan kemana melangkah ? dan bagaimana melangkah ?
Ilir-ilir kita memang sudah nglilir, kita sudah bangun, sudah bangkit bahkan kaki kita sudah berlari namun akal pikiran kita belum !
Hati nurani kita belum !
Kita masih merupakan anak-anak dari orde yang kita kutuk di mulut namun ajaran-ajarannya kita biarkan hidup subur di dalam aliran darah dan jiwa kita
Kita mengutuk perampok dengan cara mengincarnya untuk kita rampok balik
Kita mencerca maling dengan penuh kedengkian kenapa bukan kita yang maling
Kita mencaci penguasa lalim dengan berjuang keras untuk bisa menggantikannya
Kita membenci para pembuat dosa besar dengan cara setan yakni melarangnya untuk insaf dan tobat
Kita memperjuangkan gerakan anti penggusuran dengan cara menggusur
Kita menolak pemusnahan dengan merancang pemusnahan-pemusnahan
Kita menghujat para penindas dengan riang gembira sebagaiman iblis yakni menghalangi usahanya untuk memperbaiki diri
Siapakah selain setan, iblis dan dajjal yang menolak khusnul khotimah manusia ?
Yang memblokade pintu sorga ?
Yang menyorong mereka mendekat ke pintu neraka ?
Sesudah ditindas, kita menyiapkan diri untuk menindas
Sesudah diperbudak kita siaga untuk ganti memperbudak
Sesudah dihancurkan kita susun barisan untuk menghancurkan
Yang kita bangkitkan bukan pembaharuan kebersamaan
Melainkan asiknya perpecahan
Yang kita bangun bukan nikmatnya kemesraan tapi menggelegaknya kecurigaan
Yang kita rintis bukan cinta dan ketulusan melainkan prasangka dan fitnah
Yang kita perbaharui bukan penyembuhan luka melainkan rencana-rencana panjang untuk menyelenggarakan perang saudara
Yang kita kembang suburkan adalah memakan bangkai saudara-saudara kita sendiri
Kita tidak memperluas cakrawala dengan menabur cinta
Melainkan mempersempit dunia kita sendiri dengan lubang-lubang kebencian dan iri hati
Pilihanku dan pilihanmu adalah :
APAKAH KITA AKAN MENJADI BUMI YANG MEMPERGELAP CAHAYA MATAHARI SEHINGGA BUMI KITA SENDIRI TIDAK AKAN MENDAPATAN CAHAYANYA ATAU KITA BERFUNGSI MENJADI REMBULAN KITA SORONG DIRI KITA BERGESER KE ALAM YANG LEBIH TEPAT AGAR KITA BISA DAPATKAN SINAR MATAHARI DAN KITA PANTULKAN NILAI-NILAI TUHAN ITU KEMBALI KE BUMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar