Kamis, 27 Maret 2008

Satu Pondok Dua Cinta


Secara saya punya banyak ID YM, dengan komunitas yang berbeda, kadang pengen juga sign in dengan dua ID YM pada satu komputer.
Setelah googling, sampailah pada sebuah pencerahan (cieee...) bagaimana cara sign in dengan dua ID YM di satu komputer?.
Berikut adalah caranya:
  • Buatlah ID Yahoo lebih dari satu (yaaa iyaaa laaahhh!)
  • Jalankan Registry Editor dari Run (Run >> ketik regedit>>enter)
  • Muncullah Registry Editor
  • Klik H_KEY CURRENT_USER/Software/Yahoo/Pager/Test
  • Pada box sebelah kiri, klik kanan pilih new>>DWORD Value
  • Kasih nama Plural pada value baru
  • Klik ganda pada value Plural
  • Isikan value data = 1
  • Tutup Registry Editor
  • Sign in dengan ID YM
  • Klik ganda pada shortcut YM lagi
  • Sign in dengan ID YM yang laen
  • Selesai
Wabillahi taufik wal hidayah... wassalam!

Selasa, 25 Maret 2008

Wonosobo Undecover (versi boso Wonosobo)


Jaman nyong isih SMA mbiyen...nek ono bocah mlaku berdua karo pacare banjur ketemu kancane.. mesti disuraki.. dipoyoki.... njuk isin......Lha saiki... bocah SMP wae nek pacaran boncengan nempel kraket koyo ampal malah wong tuwane bangga.... "kae lho anakku saiki wes nduwe pacar...." duh jan......ndonya..ndonya.. nyong sing katrok opo pancen jamane sing kecepeten... (kecepeten le mundur....).
Jan2ne sih dudu urusane nyong arep podo pacaran model koyo opo wae....sak karepe.... nanging banjur marakake risih sing nyawang.. sing nyawang malah isin.. sing nglakoni kok ra nduweni isin.... mbok yo nek arep koyo ngono nang tengah alas kono...(he..he..he..ben koyo munyuk sing ra nduwe aturan.. ra nduwe norma...).
Coba.. nek podo kundhur Wonosobo.. podo nyela'ake mampir nang gedung Adipura Kencana pas malem minggu...nang bagian mburi.. akeh tontonan "xxx" gratis....nek ngono kuwe nyong banjur ngelus dodo (dodone dewek lho... !). Sing parah maneh.. (jare koncoku sing wes tau nonton "xxx" gratis kae mau..) awan2 ! ... nganggo sragam SMA !.. nang WC Adipura Kencana lagi "show time" karo yange.. !!!! duh jan......ndonya..ndonya.. nyong sing katrok opo pancen jamane sing kecepeten... !!
Nyong dewek dudu "anak baik-baik" dosane yo akeh... tapi nek pancen arep podo "xxx" mbok yo ojo nang tempat umum.......sukur2 malah ojo podo koyo kuwe.... tobat le ! tobat ! Nyong dewek yo ora arep nyalahake sopo2.... ora arep nyalahake acara TV... ora arep nyalahake Gurune.. ora arep nyalahake wong tuwane... ora arep nyalahake jamane...sing genah salah yo sing nglakoni kuwe......!!!!
Sing jelas... bocah SMA saiki karo bocah SMA jaman mbiyen pancen bedo.... Bedane :"Bocah SMA jaman saiki yo isih SMA.. isih sekolah.... Nek bocah SMA jaman mbiyen saiki wes ono sing dadi Pegawe.. wes ono sing dadi Presiden... wes ono sing nduwe putu wes ono sing sedo barang...he..he..he.."

(sudah pernah saya posting di http://groups.yahoo.com/group/alumniwsb/)

Minggu, 23 Maret 2008

TOMORROW


Will you be there beside me if the world falls apart
And will all of our moments remain in your heart
Will you be there to guide me all the way through,
I wonder will you walk by my side and follow my dreams
And bear with my pride, as strong as it seems
Will you be there tomorrow
Will you be there beside me as time goes on by
And be there to hold me whenever I cry
Will you be there tomorrow

(March, 1975. Ketika sebuah kapal yang kita tumpangi terpaksa karam...dan kita berusaha menyelamatkan diri masing-masing tanpa pernah tahu kapan kita akan menemukan kapal baru yang dapat membawa kita berlayar kembali, sampai akhirnya salah satu diantara kita harus berpulang dua tahun yang lalu (April, 19th, 2006) . Selamat jalan Bapak)

Sabtu, 15 Maret 2008

Suprihatin

SUPRIHATIN (13 tahun) memang tidak seberuntung anak-anak sebayanya. Anak yatim ini jauh dari kecukupan apalagi kemewahan materi. Sejak kecil ia harus mandiri agar bisa bertahan hidup.
Ketika ia masih memerlukan kasih sayang orang tua, ayah kandungnya meninggal dunia. Kedukaan semakin bertambah, tatkala ibunya menikah lagi dan mengikuti suami, di kota lain. Sedangkan dia ditinggalkan pada nenek Sahro (79 tahun), di Desa Sirandu Pagerkukuh Wonosobo.
Dalam asuhan nenek Sahro yang penghasilannya tidak menentu, maka cucu dan nenek ini pun hanya bisa bertahan hidup dalam kekurangan. Sehingga Suprihatin kecil ini pun diam dan tak menuntut, ketika dirinya tidak disekolahkan oleh sang nenek.
Tempaan hidup yang keras tak membuat Suprihatin patah semangat. Hal itu justru menumbuhkan semangat untuk mandiri. Maka sejak dua tahun silam, Suprihatin pun "bekerja" sebagai pemulung. Dia dengan sabar mendatangi tong-tong sampah di Kota Wonosobo, untuk mencari kertas, kardus bekas maupun botol plastik bekas.
Kerja kerasnya mengumpulkan barang bekas, rata-rata menghasilkan uang sebanyak Rp 150.000/bulan. Hasil keringatnya itu digunakan untuk menghidupi dirinya dan nenek Sahro yang saat ini sering terganggu kesehatannya.
Jika malam tiba, Suprihatin yang taat beribadah dan rajin sholat, acapkali berangan dan membayangkan nikmatnya bila uatu saat nanti bisa menjadi guru. Namun cita-citanya itu acapkali dipendam saja, karena ia menyadari keadaannya yang serba susah.
Namun kesempatan emas untuk mendapatkan pendidikan itu, akhirnya datang jua. Dia ditawari oleh lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Suprihatin pun dengan senang hati bergabung mengikuti pendidikan program kelompok belajar (Kejar) paket A (setara SD).
Dengan bimbingan para relawan atau tutor Kejar paket A, Suprihatin dan puluhan anak-anak jalanan, tiap sore bisa mengenyam pendidikan. Dalam seminggu, anak-anak pemulung dan pengemis itu melakukan pertemuan atau tutorial tiga kali.
Tekadnya yang besar disertai kemauan kuat, Suprihatin termasuk menonjol dan cepat menyerap ilmu yang diberikan tutor. Kini, Suprihatin sudah bisa membaca, menulis dan berhitung.
Dalam usianya yang masih belia ini, Suprihatin semakin bergairah menatap masa depan. Dia tidak ingin menjadi pemulung sepanjang hayatnya. Pada suatu ketika nanti, dia ingin mencari pekerjaan yang lebih bermartabat. Untuk itu, dia tetap tabah menghadapi kerasnya kehidupan ini dengan selalu berdoa dan memohon ridhoNya.

Wise Words #1

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran
(James Thurber)

From Wonosobo with Love Part Deux


Buat temen2. sodara2, mas2, mbak2, adik2.. yang ada diranto. Spesial pake telor buat sampeyan2 yang kangen pengen balek ke Wonosobo tapi belom sempet... tak kasih foto terbaru aja ya ! Hasil jepretan dari atas pasar Wonosobo.

Kamis, 06 Maret 2008

Masih Ada yang Buta Aksara ?

Sebuah kenyataan yang harus kita terima dan menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh warga negara di republik tercinta ini adalah bahwa 20 % penduduk Indonesia masih buta aksara.Sudah saatnya semua elemen di negara ini bangkit untuk sebuah perang total melawan buta aksara. Sebelum bangsa ini berdiri, pada tahun 1936, Ki Hadjar Dewantara telah mengajak masyarakat melakukan gerakan mobilisasi intelektual memberantas buta aksara dengan menghimbau semua orang yang bisa baca-tulis mengajarkan ilmunya kepada saudara di sekitarnya. Mengapa usaha Ki Hajar Dewantara sampai segencar itu melawan buta aksara ? Sebuah hal yang tidak mengherankan karena sampai dengan Negara ini memproklamirkan kemerdekaannya, 90 % penduduknya masih buta aksara.Kenyataan bahwa masih ada penduduk yang belum bias baca tulis masih dijumpai saat ini merupakan sebuah cambuk kepada semua elemen bangsa. Mereka yang masih buta aksara akan kesulitan dalam mengkuti laju peradaban. Oleh karena itu, masalah buta akasara tidak bias dihadapi dengan cara konvensional. Ibarat sebuah permainan sepak bola, memberantas buta aksara harus dilakukan dengan total football oleh semua lini. Pemberantasan buta aksara tidak bisa dianggap sebagai “usaha sampingan”. Pemberantasan buta aksara harus terintegrasi dengan program pendidikan.Lalu dimana orang-orang terpelajar yang dihimbau oleh Ki Hajar Dewantara ? Dimana semangat kebangsaan untuk melakukan mobilisasi intelektual memberantas buta aksara ?Masih banyaknya penduduk yang buta akasara menjadi salah satu penyebab kurang suksesnya program WAJAR DIKDAS 9 TAHUN. Orang tua yang masih buta aksara memiliki kecenderungan enggan menyekolahkan anaknya. Padahal buta aksara sangat akrab dengan kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan.Buta aksara memberikan kontribusi dua pertiga bagian dalam menentukan Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia. Antara jumlah penduduk yang buta aksara dengan HDI akan berbanding terbalik. Semakin tinggi angka buta aksara akan semakin rendah Indeks Pembangunan Manusianya.Perlu menjadi sebuah catatan bahwa peningkatan angka melek aksara akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan dengan menambah kemampuan untuk ikut memberikan dukungan, saran dan kritik terhadap pembuatan keputusan dalam pembangunan.