Kamis, 06 Maret 2008

Masih Ada yang Buta Aksara ?

Sebuah kenyataan yang harus kita terima dan menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh warga negara di republik tercinta ini adalah bahwa 20 % penduduk Indonesia masih buta aksara.Sudah saatnya semua elemen di negara ini bangkit untuk sebuah perang total melawan buta aksara. Sebelum bangsa ini berdiri, pada tahun 1936, Ki Hadjar Dewantara telah mengajak masyarakat melakukan gerakan mobilisasi intelektual memberantas buta aksara dengan menghimbau semua orang yang bisa baca-tulis mengajarkan ilmunya kepada saudara di sekitarnya. Mengapa usaha Ki Hajar Dewantara sampai segencar itu melawan buta aksara ? Sebuah hal yang tidak mengherankan karena sampai dengan Negara ini memproklamirkan kemerdekaannya, 90 % penduduknya masih buta aksara.Kenyataan bahwa masih ada penduduk yang belum bias baca tulis masih dijumpai saat ini merupakan sebuah cambuk kepada semua elemen bangsa. Mereka yang masih buta aksara akan kesulitan dalam mengkuti laju peradaban. Oleh karena itu, masalah buta akasara tidak bias dihadapi dengan cara konvensional. Ibarat sebuah permainan sepak bola, memberantas buta aksara harus dilakukan dengan total football oleh semua lini. Pemberantasan buta aksara tidak bisa dianggap sebagai “usaha sampingan”. Pemberantasan buta aksara harus terintegrasi dengan program pendidikan.Lalu dimana orang-orang terpelajar yang dihimbau oleh Ki Hajar Dewantara ? Dimana semangat kebangsaan untuk melakukan mobilisasi intelektual memberantas buta aksara ?Masih banyaknya penduduk yang buta akasara menjadi salah satu penyebab kurang suksesnya program WAJAR DIKDAS 9 TAHUN. Orang tua yang masih buta aksara memiliki kecenderungan enggan menyekolahkan anaknya. Padahal buta aksara sangat akrab dengan kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan.Buta aksara memberikan kontribusi dua pertiga bagian dalam menentukan Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia. Antara jumlah penduduk yang buta aksara dengan HDI akan berbanding terbalik. Semakin tinggi angka buta aksara akan semakin rendah Indeks Pembangunan Manusianya.Perlu menjadi sebuah catatan bahwa peningkatan angka melek aksara akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan dengan menambah kemampuan untuk ikut memberikan dukungan, saran dan kritik terhadap pembuatan keputusan dalam pembangunan.

Tidak ada komentar: