Akhirnya BBM naik (lagi). Tepat jam 00.00 WIB hari Sabtu, 24 Mei 2008 harga premium sah menjadi 6 rebu perak! Saya nggak bakal mendiskusikan, memprotes bahkan mendemo kenaikan BBM. Walopun sejujurnya: nggak setuju dengan alasan pribadi! bukan alasan politis atau tidak menjadikan rakyat sebagai alasan. Ketidak setujuan saya 100 % alasan pribadi.
Demo anti kenaikan BBM yang marak ketika Pemerintah berencana menaikkan harga BBM berlanjut sampai dengan saat ini setelah harga bensin menembus 6 rebu perak. Anehnya, para pendemo tetap saja menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, truk maupun bis untuk menjalankan misi "atas nama rakyat" itu! Dan anehnya lagi, para pendemo masih juga menggunakan (baca: mampu membeli) premium/petramax sebagai bahan bakar kendaraannya. Tidak menggunakan air, tidak menggunakan gas dari kotoran manusia atau dari biji jarak!
Yang menarik untuk dilaknat adalah tindakan "oknum" pendemo yang menjurus kepada tindakan laksana jago kungfu! Diawali dengan kejadian "penyerbuan" oleh aparat pulisi ke salah satu kampus setelah para pulisi itu di dorong-dorong, dilempari batu, diumpat, dilaknat, disumpah serapahi dengan kata-kata yang sangat "sopan" untuk ukuran kaum terpelajar, sekumpulan agen perubahan atas nama rakyat!
Sebagai seorang yang menjalankan tugas (dibayar untuk menjalankan tugas) negara, pulisi juga manusia yang tingkat kesabaran dan gajinya terbatas.
Kejadian terakhir yang pantas untuk diumpat, dilaknat, disumpah serapahi dengan kata-kata yang lebih "sopan" adalah ketika seorang pulisi setengah tua dengan pangkat rendahan berkaca mata (dengan mimik muka memelas-tenan!) terjatuh di tengah-tengah pendemo ketika melintas diantara pendemo dan ditendang! DITENDANG! oleh "oknum mahasiswa". Walopun akhirnya ada klarifikasi dari pihak mahasiswa bahwa sang jago kungfu "bukan mahasiswa". Lha terus siapa dia? tamu rahasia kah? Jika si jago kungfu itu memang bukan mahasiswa, sepertinya kegiatan demo oleh mahasiswa perlu dikaji ulang dan perlu di rekondisikan! Dengan kata lain.. demo mahasiswa mudah disusupi oleh kepentingan tertentu!
Pertanyaannya adalah: apakah demo masih menjadi saluran yang efektif untuk menyampaikan aspirasi rakyat? Lalu kemana para wakil rakyat?
Demo anti kenaikan BBM yang marak ketika Pemerintah berencana menaikkan harga BBM berlanjut sampai dengan saat ini setelah harga bensin menembus 6 rebu perak. Anehnya, para pendemo tetap saja menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, truk maupun bis untuk menjalankan misi "atas nama rakyat" itu! Dan anehnya lagi, para pendemo masih juga menggunakan (baca: mampu membeli) premium/petramax sebagai bahan bakar kendaraannya. Tidak menggunakan air, tidak menggunakan gas dari kotoran manusia atau dari biji jarak!
Yang menarik untuk dilaknat adalah tindakan "oknum" pendemo yang menjurus kepada tindakan laksana jago kungfu! Diawali dengan kejadian "penyerbuan" oleh aparat pulisi ke salah satu kampus setelah para pulisi itu di dorong-dorong, dilempari batu, diumpat, dilaknat, disumpah serapahi dengan kata-kata yang sangat "sopan" untuk ukuran kaum terpelajar, sekumpulan agen perubahan atas nama rakyat!
Sebagai seorang yang menjalankan tugas (dibayar untuk menjalankan tugas) negara, pulisi juga manusia yang tingkat kesabaran dan gajinya terbatas.
Kejadian terakhir yang pantas untuk diumpat, dilaknat, disumpah serapahi dengan kata-kata yang lebih "sopan" adalah ketika seorang pulisi setengah tua dengan pangkat rendahan berkaca mata (dengan mimik muka memelas-tenan!) terjatuh di tengah-tengah pendemo ketika melintas diantara pendemo dan ditendang! DITENDANG! oleh "oknum mahasiswa". Walopun akhirnya ada klarifikasi dari pihak mahasiswa bahwa sang jago kungfu "bukan mahasiswa". Lha terus siapa dia? tamu rahasia kah? Jika si jago kungfu itu memang bukan mahasiswa, sepertinya kegiatan demo oleh mahasiswa perlu dikaji ulang dan perlu di rekondisikan! Dengan kata lain.. demo mahasiswa mudah disusupi oleh kepentingan tertentu!
Pertanyaannya adalah: apakah demo masih menjadi saluran yang efektif untuk menyampaikan aspirasi rakyat? Lalu kemana para wakil rakyat?